Perekonomian Indonesia minggu ke 1
Nama Kelompok :
Arum Febriana (21215057)
Mike Noviana (24215174)
Widya Ani (27215135)
Kelas : 1EB21
Tugas 1. Minggu 1 (
sistem Ekonomi Indonesia)
1. Pengertian sisem
2. Sistem ekonomi dan politik
3. Kapitalisme dan sosialisme
4. Persaingan terkendali
5. Kadar kapitalisme dan sosialisme
1.
ARTI
SISTEM
Banyak
ahli di berbagai disiplin ilmu mengemukakan pendapatnya mengenai arti sistem.
Namun, apapun definisinya suatu sistem perlu memiliki ciri sebagai berikut
(Suroso, 1993):
a. Setiap sistem memiliki tujuan
b. Setiap sistem mempunyai ‘batas’ yang
memisahkannya dari lingkungan
c. Walau mempunyai batas, sistem tersebut
terbukan, dalam arti berinteraksi juga dengan lingkungannya.
d. Suatu sistem dapat terdiri dari beberapa
subsistem yang bisa juga disebut dengan bagian, unsur, atau komponen
e. Walau sistem tersebut terdiri dari
berbagai komponen, bagian, atau unsur-unsur, tidak berarti bahwa sistem
tersebut merupakan sekedar kumpulan dari bagian-bagian unsur, atau komponen
tersebut, melainkan merupakan suatu kebetulan yang utuh dan padu, atau memiliki
sifat ‘wholism’
f. Terdapat saling hubungan dan saling
ketergantungan baik didalam sistem (intern) itu sendiri, maupun antara sistem
dengan lingkungannya.
g. Setiap sistem melakukan kegioatan atau
proses transformasi atau proses mengubah masukan menjadi keluaran. Karena
itulah maka sistem sering disebut juga sebagai ‘processor’ atau ‘transformator’
h. Di dalam setiapa sistem terdapat
mekanisme kontrol dengan memanfaatkan tersedianya umpan balik.
i.
Karena
adanya mekanisme kontrol itu maka sistem mempunyai kemampuan mengatur diri
sendiri dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya atau keadaan secara otomatik.
2.
SISTEM
EKONOMI DAN SISTEM POLITIK
Sistem
ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar
manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan.
Suatu
sistem ekonomi tidaklah berdiri sendiri ia berkaitan dengan falsafah ,
pandangan dan pola hidup masyarakat tempatnya berpijak. Sebuah sistem ekomomi
sesungguhnya merupakan salah satu unsure saja dalam suatu suprasistem kehidupan
masyarakat. Ia merupakan bagian dari kesatuan ideologi kehidupan bermasyarakat
di suatu Negara. Oleh karenanya, bukanlah hal yang mengherankan apabila dalam
perjalanan atau penerapan suatu sistem ekonomi tertentu di sebuah Negara
terjadi benturan, konflik atau bahkan tentangan. Pelaksaaan suatu sistem
ekonomi tertentu di sebuah Negara akan berjalan mulus jika [jika dan hanya
jika] lingkungan kelembagaan masyarakatnya mendukung.
Sistem
ekonomi suatu Negara dikatakan bersifat khas, sehingga bisa dibedakan dari
sitem ekonomi yang berlaku atau diterapkan di negara lain, berdasarkan beberapa
sudut tinjauan seperti:
a. Sitem pemilikan sumber daya atau
faktor-faktor produksi
b. Keleluasaan masyarakat untuk saling
berkompetisi satu sama lain dan untuk menerima imbalan atas prestasi kerjanya.
c. Kadar peranan pemerintah dalam mengatur,
mengarahkan, dan merencanakan kehidupan bisnis dan perekonomian pada umumnya.
3.
KAPITALISME
DAN SOSIALISME
KAPITALISME
Dasar
bekerjanya sistem ini adalah adanya kegiatan ‘invisible hand’/ tangan-tangan
yang tidak kelihatan yang dicetuskan oleh ahli ekonomi Adam Smith. Dasar ini
berasal dari paham kebebasan. Buku Adam Smith yang berjudul ‘The Theory of
Sentime’ menjadi kerangkan moral bagi ide-ide ekonominya (1759). Paham
kebebasan ini sejalan dengan pandangan ekonomi kaum klasik, dimana mereka
menganut paham ‘Laissez faire’, yang mengendaki kebebasan melakukan kegiatan
ekonomi, dengan seminm mungkin campur tangan pemerintah.
Kaum klasik berpendapat seperti itu,
karena mereka menganggap bahwa keseimbangan ekonomi/pasar akan tercipta dengan
sendirinya. Mekanisme pasarlah yang akan mengaturnya, kekuatan permintaan
penawaran-lah yang akan mewujudkannya. Dasar pemikiran kaum klasik tersebut
adalah :
1. Hukum ‘SAY’, yang mengatakan bahwa
setiap komoditi yang diproduksi, tentulah ada yang membutuhkannya. Dengan hukum
ini para pengusaha/produsen tidak perlu khawatir bahwa barang dagangannya akan
sisa, karena berapapun yang ia produksi tentu akan digunakan oleh masyarakat.
2. Harga setiap komoditi itu bersifat
fleksibel. Dengan demikian keseimbangan aka selalu terjadi. Kalaupun terjadi
ketidakseimbangan pasar (kekurangan atau kelebihan komoditi) itu hanya bersifat
sementara, karena untuk selanjutnya keadaan tersebut akan kembali dala kondisi
seimbang (equilibrium). Sebagai contoh produksi melimpah, menyebabkan harga
komoditi bersangkutan menjadi murah. Karena harga sekarang menjadi murah,
masyarakat berbondong-bondonguntuk membelinya sehingga komoditi tersebut
berkurang drastis. Dan karena komoditi yang ada sekarang menjadi sedikit maka
harga aka naik kembali. Karena harga membaik, produsen akan menungkatkan
produksinya dengan harapan akan mendapat keuntungan yang lebih besar. Karena
produksi meningkat jumlah komoditi di pasar menjadi banyak seingga
perlahan-lahan harga bergerak turun, begitulah keadaan akan berlangsung. Dan
dari leadaan tersebut akan mengarah terjadintya keseimbangan pasar. Dengan
demikian pemerintah tidak perlu ikut dalam proses tersebut.
Jika
demikian pemikirannya, selanjutnya apa tugas pemerintah? Menurut kaum klasik,
tugas pemerintah adalah : mengelola kegiatan yang tidak efisien jika ditangani
oleh pihak swata, sebagai misal mengelola pamong praja dan sejenisnya.
Membantu
memperlancar dan menciptakan kondisi yang mendukung kegiatan ekonomi yang
sedang berlangsung. Sebagai contoh membangun prasarana jalan agar transportasi
menjadi lancar, mengeluarkan kebijaksanaan yang mendukung, dan sejenisnya.
Dengan
kondisi perekonomian yang semacam itu, pemerintah memiliki tiga tugas yang
sangat penting ( Suroso, 1993) yakni:
a. Berkewajiban melindungi negara dari
kekerasan dan serangan liberal lainnya
b. Melindungi setiap aggota masyarakat
sejauh mungkin dari ketidak adilan atau penindasan oleh anggota masyarakat
lainnya atau mendirikan badan hukum yang dapat diandalkan
c. Mendirikan dan memelihara beberapa
institusi atau saran untuk umum yang tidak dapat dibuat oleh perorangan
dikarenakan keuntungan yang di dapat darinya terlalu kecil sehingga tidak dapat
menutupi biayanya. Dengan perkataan lain di luar itu, kegiatan ekonomi
diserahkan sepenuhnya kepada swasta
Dengan
terjadinya resesi dunia pada sekitar tahun 1930-an, kejayaan sistem ini
seakan-akan berakhir. Dari kejayaan itulah muncul pandangan-pandangan untuk
memperbaiki sistem ini.di antara para ahli yang cukup terkenal dan hingga
sampai saat ini pandangannya masih relafan aalah J.M. Keynes, yang antara lain
berpendapat bahwa negara, yang merupakan suatu kekuatan di luar sistem
liberalis ini harus ikut campur tangan dalam kegitan ekonomi agar pekerjaan
selalu tersedia bagai semua warganya.
Secra
umum karakteristik sistem ekonomi liberal/kapitalisme adalah :
a. Faktor-faktor produksi (tanah, modal,
tenaga kerja, kewirausahawan) dimiliki dan dikuasai oleh pihak swasta
b. Pengambilan keputusan ekonmomi bersifat
desentralisasi, diserahkan kepada pemilik faktor produksi dan akan dikoordinir
oleh mekanisme pasar yang berlaku
c. Rangsangan insentif atau umpan balik
diberikan dalam bentuk utama materi sebagai sarana memotivasi para pelaku
eknomi
d. Proses bekerjanya sistem
liberal/kapitalisme ini dapat dilihat pada gambar berikut :
SOSIALISME
Pencetus ide mengenai
sistem ekonomi sosialisme adalah Karl Max, yang diilhami denga penderitaan kaum
buruh yang terjadi saat itu, sebagai ulah para kaum kapitalis. Dalam sistem ini
praktis kegiatan ekonomi sepenuhnya diatur dibawah kendali negara. Sistem ini
dapat kita lihat pada negara yang menganut faham komunisme, seperti Uni Sovyet
misalnya. Tahap-tahap ide sosialisme yang sempat muncul adalah :
Pertama, tahap dimana
prinsip ekonominya adalah ‘setiap orang memberi (kepada masyarakat) menurut
kemampuannya, dan setiap orang menerima sesuai dengan karyanya.
Tahap tersebut
berkembang menjadi ‘setiap orang memberi sesuai dengan kemampuannya, dan setiap
orang menerima menurut kebutuhannya’ dengan kata lain ‘distribusi menurut
kebutuhannya’ (Suroso,1993).
Sistem
sosialisme sendiri terdiri dari :
Sistem
sosialis pasar, dengan karakteristik :
a. Faktor-faktor produksi dimiliki dan
dikuasai oleh pihak pemerintah/negara
b. Pengambilan keputusan ekonomi bersifat
desentralisasi dengan dikoordinasi oleh pasar
c. Rangsangan dan insentif diberikan berupa
material dan moral, sebagai sarana motivasi bagi para pelaku ekonom
4. PERSAINGAN
TERKENDALI
Ditinjau
berdasarkan sistem pemilikan sumber daya ekonomi atau faktor-faktor produksi,
tidak terdapat alasan untuk menyatakan bahwa sitem ekonomi kita adalah
kapitalistik. Sama halnya, tak pula cukup argumentasi untuk mengatakan bahwa
kita menganut sistem ekonomi sosialis.
Indonesia
mengakui pemilikan individual atas faktor-faktor produksi; kecuali untuk sumber
daya, sumber daya yang menguasai hajat hidup orang banyak, dikuasai oleh
negara. Hal ini, sebagaimana diketahui bersama, diatur dengan tegas oleh pasal
33 UD 1945. Jadi, secara konstitusional, sistem ekonomi Indonesia bukan
kapitalisme dan bukan sosialisme. Sehubungan dengan persaingan antar badan
usaha, tidak terdapat rintangan bagi suatu perusahaan untuk memasuki bidang
usaha tertentu. Namun untuk menghindari persaingan tak sehat dalam pasar barang
tertentu yang sudah jenuh, pemerintah mengendalikannya dengan membuka prioritas-prioritas
bidang usaha; termasuk juga prioritas lokasi usaha. Pengendalian dimaksud
misalnya ialah dengan mengumumkan Daftar Negatif Investasi (DNI).
5. KADAR
KAPITALISME DAN SOSIALISME
Unsur-unsur
kapitalisme dan sosialisme jelas terkandung dalam pengorganisasian ekonomi
Indonesia. Untuk melihat seberapa tebal kadar masing-masing “isme” ini mewarnai
perekonomian, seseorang bisa melihatnya dari dua pendekatan. Pertama adalah
dengan pendekatan faktual structural, yakni menelaah peranan pemerintah atau negara
dalam struktur perekonomian. Kedua adalah pendekatan sejarah , yakni dengan
menelusuri bagaimana perekonomian bangsa diorganisasikan dari waktu ke waktu.
Untuk mengukur kadar keterlibatan pemerintah dalam perekonomian dengan
pendekatan faktualstruktural, dapat digunakan kesamaan agregat Keynesian yang
berumuskan :
Y
= C + I + G + (X – M)
Dengan
formula ini berarti produk atau pendapatan nasional dirinci menurut
penggunanaan atau sector pelakunya. Kesamaan ini merupakan rumus untuk
menghitung pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran. Variable C
melambangkan konsumsi masyarakat, mewakili sektor orang perorangan atau rumah
tangga.variabel I melambangkan pengeluaran investasi perusahaan-perusahaan,
mewakili sektor usaha swasta. Sektor pemerintah diwakili oleh variable
G
yang melambangkan pengeluaran konsumsi pemerintah. Adapun X dan M masing-masing
melambangkan ekspor dan impor, mewakili sektor perdagangan luar negeri negara
yang bersangkutan.
Sistem
ekonomi campuran dengan persaingan terkendali, agaknya merupakan sistem ekonomi
yang tepat untuk mengelola perekonomian indonesia. Walaupun demikian,
akhir-akhir ini kita dapat menyaksikan dan merasakan betapa perekonomian
Indonesia semakin bersifat liberal dan kapitalistik. Terdapat cukup bukti untuk
menunjukan kadar kapitalisme yang semakin tebal.
Derasnya
arus globalisasi bersamaan dengan bubarnya sejumlah negara komunis utama yang
bersistem ekonomi sosialisme, telah menggiring Indonesia terseret arus
kapitalisme. Apakah bangsa dan masyarakat kita pada akhirnya akan dapat
menerima sistem ekonomi kapitalisme yang kian menggejala sekarang ini,
sejarahlah kelak yang akan menjawabnya.
Komentar
Posting Komentar