PRODUK DOMESTIK BRUTO, PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
ARUM FEBRIANA (21215057)
MIKE NOVIANA (24215174)
WIDYA ANI (27215135)
1EB21
PRODUK DOMESTIK BRUTO
Produk Domestik Bruto atau GDP (Gross Domestic Product) merupakan
statistika perekonomian yang paling diperhatikan karena dianggap sebagai ukuran
tunggal terbaik mengenai kesejahteraan masyarakat.
Hal yang mendasarinya karena GDP mengukur
dua hal pada saat bersamaan : total pendapatan semua orang dalam perekonomian
dan total pembelanjaan negara untuk membeli barang dan jasa hasil dari
perekonomian. Alasan GDP dapat melakukan pengukuran total pendapatan dan
pengeluaran dikarenakan untuk suatu perekonomian secara keseluruhan, pendapatan
pasti sama dengan pengeluaran.
Dalam hal pengukuran, GDP mencoba menjadi ukuran yang meliputi banyak hal,
termasuk di dalamnya adalah barang – barang yang diproduksi dalam perekonomian
dan dijual secara legal di pasaran. GDP juga memasukkan nilai pasar dari jasa
perumahan pada perekonomian. GDP meliputi barang yang dapat dihitung (makanan,
pakaian, mobil) maupun jasa yang tidak dapat dihitung (potong rambut,
pembersihan rumah, kunjungan ke dokter). GDP mengikutsertakan barang dan jasa
yang sedang diproduksi. GDP mengukur nilai produksi dalam batas geografis
sebuah negara. GDP mengukur nilai produksi yang terjadi sepanjang suatu
interval waktu.
Biasanya, interval tersebut adalah setahun atau satu kuartal (tiga bulan).
GDP mengukur aliran pendapatan dan pengeluaran dalam perekonomian selama
interval tesebut. Sedangkan hal – hal yang tidak dapat diukur oleh GDP yaitu
GDP mengecualikan banyak barang yang diproduksi dan dijual secara gelap,
seperti obat – obatan terlarang. GDP juga tidak mencakup barang – barang yang
tidak pernah memasuki pasar karena diproduksi dan dikonsumsi dalam rumah tangga
Setelah mengetahui apa yang dapat dan tidak diukur dengan GDP, selanjutnya
kita harus mengetahui komponen – komponen dari GDP. GDP (yang ditunjukkan
sebagai Y) dibagi atas empat komponen : konsumsi (c), investasi (I), belanja
negara
(G), dan ekspor neto (NX):
Y
= C + I + G + NX
PERTUMBUHAN DAN
PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
Dalam GBHN, tujuan pembangunan
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Indikator untuk mengukur
kesejahteraan adalah National Income.
Awal pembangunan ekonomi suatu Negara dengan prioritas:
a)
Pertumbuhan ekonomi
b)
Distribusi pendapatan
Proses pembangunan ekonomi merubah struktur ekonomi secara mendasar:
a)
Sisi permintaan agregat,
pendalaman struktur ekonomi didorong oleh peningkatan national income yang
berpengaruh terhadap selera masyarakat yang terefleksi dalam pola konsumsinya.
b)
Sisi penawaran agregat,
faktor pendorong utamanya adalah perubahn teknologi, peningkatan SDM, dan
penemuan material baru untuk produksi.
A. Pertumbuhan Ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi merupakan penambahan GDP, sehingga terjadi
peningkatan national income.
National income dapat merujuk pada GDP,
GNP atau NNP (Net national Product)
GNP = GDP + F, dimana
F = pendapatan neto atas faktor luar negeri
NNP = GNP – D, dimana
D = depresiasi
NP = NNP – Ttl, dimana
Ttl = pajak tidak langsung neto.
GDP = NP + Ttl + D – F
NP = GDP + F – D- Ttl
Pendekatan pengukuran
GDP:
a) Pendekatan sisi
penawaran agregat yang mencakup:
·
Pendekatan produksi. PDB=jumlah nilai output (NO) dari
semua sector ekonomi atau lapangan usaha
BPS
membagi ekonomi nasional dalam sektor:
a)
Pertanian
b)
Pertambangan dan penggalian
c)
Industri manufaktur
d)
Listrik, gas, dan air bersih
e)
Bangunan
f)
Perdagangan, hotel dan restoran
g)
Pengangkutan dan komunikasi
h)
Keuangan, sewa dan jasa perusahaan
i)
Jasa-jasa
PDB =
·
Pendekatan pendapatan. PDB=jumlah pendapatan yang
diterima FP untuk proses produksi disetiap sector yg mencakup gaji untuk TK,
bunga untuk pemilik modal, sewa untuk pemiik tanah, profit untuk pengusaha
sebelum dipotong pajak dan mencakup penyusutan.
PDB = NTB1 + NTB2 + … + NTB9, dimana
NTB= nilai tambah bruto 9 sektor
b) Pendekatan sisi
permintaan agregat yakni pendekatan pengeluaran
PDB=C + I + G + X - M
Sumber pertumbuhan:
a) Permintaan
agregat
Kurva AD bergeser kekanan berarti peningkatan permintaan C, I, G (X-M).
PDB=C + I + G + X - M
C = cY + Ca
I = -ir + Ia
G = Ga, Pengeluaran pemerintah berifat otonom, besar kecilnya tidak
ditentukan oleh factor dalam model, tapi oleh factor lain spt politik.
X = Xa, pertumbuhan ekspor ditentukan oleh factor eksternal
M = mY +Ma
b)
Penawaran agregat.
Pertumbuhan output disebabkan oleh peningkatan volume FP (Tenaga kerja,
Kapital, Tanah) sebagai akibat dari peningkatan produktivitas.
Q = f (X1, X2, .. Xn), dimana X = FP
Teori dan Model Pertumbuhan.
a)
Teori dan model pertumbuhan
Neoklasik.
Memfokuskan pada
efek akumulasi K dan penambahan TK.
Semakin meningkat
jumlah FP (TK dan kapital) pada tingkat produktivitas tidak berubah, maka
semakin meningkat pertumbuhan output. Persentase
pertumbuhan output dapat:
·
Lebih besar daripada
persentase pertumbuhan jumlah FP (increasing return to scale)
·
Sama dengan persentase
pertumbuhan jumlah FP (constant return to scale)
·
Lebih kecil dari persentase
pertumbuhan jumlah FP (decreasing return to scale)
Asumsi: teknologi,
ilmu pengetahuan, dan peningkatan kualitas input tidak diperhatikan (dianggap
konstan)
Teori ini tidak
berlaku untuk Jepang, Korea Selatan dan lain-lain yang memiliki SDA sedikit
dapat menunjukkan laju pertumbuhan yang tinggi. Pertumbuhan output mereka
sebagai akibat dari produktivitas yang semakin meningkat.
Nafziger (1997)
menyatakan bahwa Taiwan, Hongkong, Korea Selatan dan Singapura menunjukkan K
per TK terhadap pertumbuhan eonomi mencapai 50% - 90% dan peran teknologi
sebesar 10% - 50%.
b)
Teori modern (model
pertumbuhan Endogen)
Teori moderan
menyatakan pertumbuhan ekonomi dipengaruhi:
·
FP yang mencakup TK, K, T, kewirausahaan,
BB dan material,
·
Faktor lain yang mencakup
infrastruktur, hukum dan peraturan,
stabilitas politik, kebijakan pemerintah, birokrasi, dan dasar tukar
internasional.
Ketiadaan/rendahnya
FP dan faktor lain tersebut menyebabkan pembangunan ekonomi di negara-negara di
afrika terhenti
Teori
Neoklasik
|
Teori
Moderen
|
Kuantitas
faktor produksi L dan K berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi
|
FP
yang berpengaruh:
§
Kualitas TK dalam bentuk pendidikan dan kesehatan (tingkat harapan
hidup). TK menjadi variable endogen mengikuti perkembangan IPTEK.
§
Kualitas T dalam bentuk kemajuan teknologi. T menjadi variable
endogen yang dinamis.
§
Kualitas kewirausahaan dalam bentuk kemampuan berinovasi
|
Kualitas IPTEK dan
SDM berpengaruh terhadap produktivitas untuk memproduksi dan akhirnya bermuara
pada peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Peningkatan
kualitas SDM dan Kemajuan IPTEK di Indonesia telah mendorong pertumbuhan
ekonomi selama 30 tahun.
Model Harrold-Domar
merupakan model pertumbuhan neoklasik yang bisa diendogenkan yang menyatakan bahwa ada pengaruh penambahan K terhadap pertumbuhan GDP. Model
ini memiliki dua variable fundamental:
§
Penambahan K
§ Rasio penambahan K terhadap PDB (Y)=ICOR = =
Model Harrold-Domar
merupakan modifikasi dari model-model pertumbuhan dari Domar dan Harrold.
§
Model Domar lebih
menekankan laju investasi (∆I/I) yang ditetapkn
harus tumbuh dengan % yang konstan, karena rasio pertumbuhan tabungan nasional
terhadap Y dan ICORnya bersifat konstan juga.
§
Model Harrold lebih
menekankan pada pertumbuhan Y jangka panjang dengan laju pertumbuhan
keseimbangan yang menjadikan saving yang direncanakan selalu sama dengan I yang
direncanakan.
sYt = ICOR (Yt
– Yt-1) =
(Yt – Yt-1)/Y
= s/ICOR
Model ini menekankan 2 faktor penting
dalam pembangunan ekonomi:
§ Investasi
§ Tabungan
Selama krisis ekonomi, jumlah tabungan (s) terbatas, sehingga pemerintah
bergantung kepada pinjaman LN dan PMA untuk mempertahankan kelangsungan I di
dalam negeri.
Setiap negara memerlukan I minimum untuk mempertahankan kapasitas
produksi. Kapasitas produksi potensial adalah output maksimum yang dapat dihasilkan
suatu Negara pada waktu tertentu dalam kondisi normal.
IBII (2000) mengasumsikan FP yang menentukan kapasitas produksi Indonesia
adalah K yang berjumlah melimpah terutama bidang pertanian.
∆Cap = (1/k) (∆K), dimana Cap = kapasitas produksi dan
k = rasio output capital untuk mengukur efisiensi penggunaan capital.
Kt = K(t-1) + (
i – s)
i = Investasi bruto
s = pengurangan K yaitu K yang tidak ekonomis (output < biaya
produksinya)
Dengan demikian:
∆Cap = (1/k) (∆K) menjadi ∆Cap = (1/k) ( i – s)
Dengan membagi persamaan tersebut dengan k (t-1) dan s = δ k (t-1), diperoleh persamaan tingkat
pertumbuhan kapasitas produksi:
∆Cap = (1/k) ( – δ)
IBII mengestimasi kapasitas produksi tahun 2000 dengan data 1971 sd 1997:
Cap = (1/2,5) () ( 100 – 5)
c)
Pertumbuhan FTP
Pack dan Page
(1994) menyatakan bahwa ada 2 sumber pertumbuhan utama:
§
Peningkatan I (Investment
driven growth) dari peningkatan FP seperti penambahan mesin
§
Peningkatan produktivitas
(Productivity driven growth) FP seperti kemajuan teknologi
Pengaruh kedua
sumber terhadap pertumbuhan output dapat dihitung secara parsial dan secara
total.
Fungsi
Cobb-Douglas:
Yt = TtKαtLβt, menjadi persamaan linier
LnYt = Ln Tt +
α Ln Kt + βLn Lt, dimana α +β = 1, sehingga α = 1 -β
LnYt = Ln Tt
+ (1 - β) Ln Kt + βLn Lt
LnYt = Ln Tt + Ln Kt - β Ln Kt
+ βLn Lt
LnYt = Ln Tt + Ln Kt + β (Ln Lt
- Ln Kt )
LnYt - Ln Kt = Ln Tt + β (Ln Lt
- Ln Kt )
Ln (Yt/Kt) = Ln Tt + β Ln (Lt
/Kt )
Yt/Kt) = Tt
(Lt /Kt )β
Koefisien beta dan alpha sebagai
alokator untuk mengestimasi peran input K dan L terhadap pertumbuhan output dan
estimasi nilai T menunjukkan kontribusinya terhadap perubahan output.
Studi empiris:
§ Kim dan Lau
(1994) menemukan pertumbuhan TFP bukan merupakan sumber utama bagi pertumbuhan
ekonomi di NICs (kecuali Korea Selatan), tapi akumulasi I berkontribusi 48 –
72% dibandingkan dengan pertumbuhan TFP sebesar 46 – 71 %. Jepang, penambahan K menjadi factor utama dan
pertumbuhan TFP menjadi faktor kedua. OECD (Organization for economic
corporation and development), pertumbuhan TFP menjadi sumber utama bagi GDP.
§ Young (1992)
untuk hongkong dan singapura menunjukkan hongkong tahun 1970 – 1980 memiliki
tingkat pertumbuhan TFP diatas 30%, tapi di singapura tumbuh negative. Korea
selatan memiliki laju pertumbuhan TFP per tahun selama 1966 – 1990 sebesar 1,7%
dengan tingkat pertumbuhan ekonomi 16,5% dengan kontribusi industry manufaktur
sebesar 3%. Taiwan memiliki laju pertumbuhan TFP per tahun selama 1966 – 1990
sebesar 2,6% dengan tingkat pertumbuhan ekonomi 27,7% dengan sector jasa
sebagai primadona.
§ Pack dan Page
(1994) menemukan negara dengan investment driven growth adalah Malaysia, Thailand
dan Indonesia. Negara dengan productivity driven growth adalah Jepang dan NICs.
§ Bank Dunia
(1994) menemukan bukti bahwa rata-rata 33% dari pertumbuhan ekonomi di Asia
Timur didorong oleh pertumbuhan TFP.
Perumbuhan
TFP dan Pertumbuhan Ekonomi tahun 1960 – 1980.
|
||
Negara
|
Pertumbuhan
TFP
|
Pertumbuhan
ekonomi
|
Taiwan
|
3,7%
|
42%
|
Singapura
|
1,2%
|
15%
|
Hongkong
|
3,6%
|
44%
|
Korea
Selatan
|
3,1%
|
37%
|
§ Sarel (1996)
menemukan bukti pertumbuhan TFP
Negara
|
Pertumbuhan
TFP
|
Jepang
|
2
%
|
USA
|
0,9
%
|
Hongkong
|
3,8%
|
Taiwan
|
3,5%
|
Korea
Selatan
|
3,1%
|
§ Kasus
pertumbuhan TFP di Indonesia:
1)
Hanson et al. (1995) menemukan kebijakan deregulasi
sebelum 1980 penambahan FP mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan deregulasi
pertengahan tahun 1980an berdampak positif terhadap pertumbuhan TFP yang
menyumbang pertumbuhan PDB 31% periode 1985-1992.
2)
Karseno (1995), Poot (1994), Abimnyu dan Xie (1994),
Hill dan Aswicahyono (1994) menemukan pertumbuhan TFP di sektor manufaktur dan
ada perbedaan yang cukup besar diantara subsector industri
3)
Suhariyanto (2001) meneliti pertumbuhan TFP disektor
pertanian selama orde baru. Perbandingan pertumbuhan TFP, output, dan input
sector pertanian beberapa Negara sbb:
Negara
|
TFP
|
Output
|
Tanah
|
Tk
|
Binatang
|
Pupuk
|
Mesin
|
Cina
|
0,47
|
4,34
|
0,14
|
1,77
|
2,45
|
10,64
|
8,85
|
Jepang
|
2,7
|
1,15
|
-0,92
|
-4,06
|
1,66
|
-0,13
|
15,16
|
Korea Selatan
|
3,3
|
3,78
|
-0,26
|
-1,71
|
3,46
|
3,05
|
31,77
|
Indonesia
|
0,18
|
4,04
|
0,60
|
1,65
|
1,42
|
11,37
|
7,60
|
Malaysia
|
3,55
|
5,25
|
1,96
|
-0,01
|
1,05
|
8,77
|
9,58
|
Thailand
|
-1
|
3,89
|
1,87
|
1,84
|
0,37
|
12,32
|
11,10
|
Philipina
|
1,33
|
2,74
|
1,29
|
1,66
|
-0,42
|
5,9
|
2,42
|
India
|
-0,5
|
2,90
|
0,15
|
1,42
|
0,81
|
10,35
|
11,88
|
B. Pertumbuhan Ekonomi selama Orde baru sampai Era Megawati
Selama tahun 1966 –
1997, pertumbuhan ekonomi relative tinggi dengan ukuran pendapatan nasional
perkapita tahun 1968 sebesar US$ 60 dan akhir tahun 1980an sebesar US$ 500.
Pertumbuhan ekonomi 7-8% selama tahun 1970an dan menurun 3 – 4% dalam tahun
198an. Perkonomian nasional bergantungan valas dari ekspor barang primer
(minyak dan pertanian). Pemasukan valas ini bergantung pada:
a) Kondisi pasar
internasional komoditi tersebut.
b) Harga komoditi
tersebut
c) Pertumbuhan
ekonomi dunia (Jepang, USA dan Eropa merupakan pasar utama Indonesia).
Pengaruh
Resesi Dunia terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Resesi adalah penurunan aktivitas ekonomi dunia (penurunan
GPD).
Dampak resesi tahun
1982 terhadap laju pertumbuhan ekonomi tahun 1982 sampai 1988.
Krisis ekonomi akhir
tahun 1997 berdampak pada pertumbuhan ekonomi:
Setelah
krisis, pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara selama tahun 1999-2002.
Pada tahun
1999, Thailand yang mengalami krisis yang sama dapat menumbuhkan ekonomi yang
lebih tinggi dari Indonesia.
Perbandingan
Pendapatan nasional bruto antar negara sebelum dan setelah krisis ekonomi.
Sebelum
krisis PNB Indonesia lebih tinggi dari China, tapi setelah krisis Indonesia
dibawah China, sebagai akibat kredit macet antar bank, produksi industry
manufaktur menurun tajam, sehingga pertumbuhan ekonomi mengalami pertumbuhan
negative (menurun).
Perumbuhan
Riil Komponen Aggregate Demand
Tingkat pertumbuhan ekonomi periode 2005-2007 yang
dikelola pemerintahan SBY relatif lebih baik dibanding pemerintahan selama era
reformasi dan ratarata pemerintahan Soeharto (1990-1997) yang pertumbuhan
ekonomi sekitar 5%. Tetapi tingkat tersebut belum setinggi tingkat pertumbuhan
ekonomi di masa Soeharto selama 32 tahun, yakni sekitar 7%. Pertumbuhan ekonomi
era Soeharto tertinggi terjadi pada tahun 1980 dengan angka 9,9%.
(http://www.setneg.go.id).
C. Faktor Penentu Prospek Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Asian
Countries' GDP's Growth Rate (% per year)
Resource:
Asian Delvelopment Outlook 2007
Comparison Table: by Runckel & Associates
*Forecasted for 2007-2008
Faktor penentu pertumbuhan ekonomi:
a) Faktor internal yang mencakup factor ekonomi dan non ekonomi
(politik, social dan keamanan).
Faktor ekonomi mencakup: pengendalian terhadap inflasi,
cadangan devisa, rasio hutang Ln terhadap PDB, dan kondisi perbankan, serta
kesiapan dunia usaha.
b) Faktor eksternal adalah faktor-faktor ekonomi yang mencakup
perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi dunia.
Ekspor Produk Dunia per Wilayah
, 1948, 1953,
1963, 1973, 1983, 1993, 2003 and 2007
Sumber: WTO,
2008
D. Perubahan Struktur Ekonomi
Pembangunan ekonomi
jangka panjang (PDB/PN) merubah struktur ekonomi dari pertanian menuju industry
(sector non primer) terutama industry manufaktur dengan increasing return to
scale.
Semakin cepat
pertumbuhan ekonomi, semakin meningkat pendapatan perkapita, semakin cepat
perubahan struktur ekonomi.
Perubahan struktur
ekonomi/transformasi structural merupakan serangkaian perubahan yang saling
terkait satu dengan lainnya dalam aggregate demand, perdagangan LN, dan
aggregate supply untuk mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
Teori perubahan
struktur ekonomi:
Teori ini membahas pembangunan di
pedesaan (perekonomian tradisional dengan pertanian sebagai sector utama) dan
perkotaaan (perekonomian modern dengan industry sebagai sector utama).
Di pedesaan tingkat pertumbuhan
penduduk sangat tinggi, shg kelebihan supply TK dan tingkat hidup yang
subsistence, sehingga produk marjinalnya sama dengan nol dengan upah yang
rendah. Produk marjinal =0 berarti
fungsi produksi sector pertanian telah optimal.
Jika jumlah TK > dari titik
optimal, maka produktivitas menurun dan upah menurun.
Dengan mengurangi jumlah TK yang
terlalu banyak dibandingkan tanah dan capital tidak merubah jumlah outputnya.
Diperkotaan, sector industry
kekurangan TK, sehingga produktivitas TK menjadi tinggi dan nilai produk
marjinalnya positif yang menunjukkan fungsi produksinya belum mencapai titik
optimal, sehingga upahnya juga tinggi.
Perbedaan upah ini menyebabkan
migrasi/urbanisasi TK dari desa ke kota, sehingga upah TK meningkat dan
akhirnya pendapatan Negara meningkat.
Pendapatan yang meningkat
meningkatkan permintaan makanan (output meningkat) dan dalam jangka panjang
pereonomian pedesaan tumbuh dan permintaan produk industry dan jasa meningkat
yang menjadi motor utama pertumbuhan output dan diversifikasi produk non
pertanian.
Teori ini memfokuskan pada perubahan
struktur ekonomi di LDCs yang mengalami transformasi dari pertanian tradisional
ke sector industry sebagai penggerak utama pertumbuhan. Penelitian Chenery
menunjukkan peningkatan pendapatan perkapita merubah:
· pola konsumsi
dari makanan dan kebutuhan pokok ke produk manufaktur dan jasa
· Akumulasi
capital secara fisik dan SDM
· Perkambangan
kota dan industry
· Penurunan laju
pertumbuhan penduduk
· Ukuran keluarga
yang kecil
· Sector ekonomi
didominasi oleh sector non primer terutama industry
Chenery menyatakan bahwa proses
transformasi structural dapat dipercepat jika pergeseran pola permintaan
domestic kearah produk manufaktur dan diperkuat dengan ekspor.
Yi = Di + (Xi-Mi)
+ ij
Dimana Yi= output bruto industry manufaktur
Di=
permintaan domestic untuk konsumsi
X-M =
perdagangan neto (ekspor-impor)
Yij=
penggunaan produk oleh perusahaan menufaktur sebagai input
Kenaikan produksi
sector manufaktur merupakan kontribusi 4 faktor:
Kelompok LDCs
mengalami proses transisi ekonomi yang pesat dengan pola dan proses yang
berbeda-beda sebagai akibat dari perbedaan antar negara:
E. Kasus di Indonesia
Pertumbuhan ekonomi beberapa negara
Kontribusi nilai tambah bruto (NTB) sector pertanian terhadap GDP 1997
– 2001 (%)
Kontribusi nilai tambah bruto (NTB) sector industry terhadap GDP 1997
– 2001 (%)
Perubahan struktur ekonomi Indonesia dapat dilihat dari distribusi PDB
F. Metode Perhitungan Pertumbuhan
Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari:
a. Nilai absolute
b. Nilai relative (persentase)
Pertumbuhan dalam % dihitung:
∆GDPt = [GDPt
– GDPt-1]/GDP t-1
Laju pertumbuhan ekonomi rata-rata per tahun selama tahun tertentu
digunakan rumus:
tn = t0
(1+r)n-1,
dimana r=laju pertumbuhan GDP rata-rata pertahun
n=jumlah
tahun
tn
=tahun terakhir
t0=tahun
awal
(1+r)n-1
= factor penggabungan
Pertumbuhan ekonomi dengan nilai absolute dapat dinyatakan dalam:
a. Nilai nominal berdasarkan harga berlaku: kenaikan harga turut
dihiitung termasuk inflasi
GDPHB(t) = [GDPHK(t)
x IHKt]/100
b. Nilai rill berdasarkan harga konstan: nilai produk dihitung
berdasarkan harga pada tahun dasar
GDPHK(t) = [100/IHKt]XGDPHB(t)
Dimana
HKt= harga
konstan
HBt= harga
berlaku
IHKt=
Indeks harga konsumen
100=IHK tahun dasar
t =tahun tertentu
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Komentar
Posting Komentar